PersianPTC.com

WNA Prancis Ditikam di Aceh

Kamis, 08 Januari 2009 komentar
BANDA ACEH - Sebastien Daridan (35), pekerja kemanusiaan asal Prancis, ditikam oleh seorang warga di Desa Rinon, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. Dia mengalami luka tusukan di bagian rusuk sebelah kanan dan mengalami pendarahan hebat.

Puskesmas Pulo Aceh tidak memiliki sarana yang memadai sehingga Sebastien harus diberangkatkan menuju Banda Aceh mengunakan boat nelayan. Kini dia dirawat secara intensif dirumah Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

"Seorang pelaku bernama Edi Miswar telah kami tangkap dan sedang diperiksa di Pulo Aceh," kata Kapolres Aceh Besar, AKBP Soesilo Teguh Raharjo, di Banda Aceh Kamis (8/1/2008).

Dia mengatakan hingga kini pihaknya belum mengetahui pasti modus dibalik kasus tersebut. Menurutnya kejadian berawal saat tersangka masuk ke kamp melalui jendela kamar, tempat Sebastien menginap, sekitar pukul 05.30 WIB. Kemudian korban diserang ditusuk pisau di bagian perutnya.

Akibatnya, korban sempat pingsan dan mengalami pendarahan. Karena keterbatasan fasilitas medis di Pulau Aceh, korban dievakuasi ke RSUZA Banda Aceh oleh Kepolisian, PMI dan Tim SAR Aceh. Korban tiba di RSUZA sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung ditangani oleh dokter setempat.

Selain Sebastien, kata Teguh, tersangka juga menciderai dua orang wanita yang melihat aksinya yakni Sakdiah (45 Tahun) dan Hajariah (28 Tahun). "Mereka berdua ini mau ke kebun cabai, kemudian bertemu dengan pelaku, karena panik pelaku juga menyerang mereka berdua," katanya.

Sakdiah dan Hajariah berusaha melarikan diri dari serangan tersangka. Saat aksi kejar-kejaran itulah warga lainnya menangkap dan mengamankan tersangka. Kini tersangka diamankan Di Polsek Pulo Aceh.

Wardiah Juga harus dilarikan ke Banda Aceh karena mengalami luka parah. Sementara Hajariah hanya mengalami luka ringan..

Sementara itu Camat Pulo Aceh, Sulaimi mengatakan Sebastien adalah Ketua Misi NGO asal Prancis, Triangle Generations Humanitaire yang mempunyai program membantu masyarakat di Pulau Aceh, pascatsunami. Mereka membangun kamp di Desa Rinon.

Menurutnya, aktivis NGO asal Prancis tersebut mempunyai beberapa program di Pulo Aceh. Mereka membantu pembangunan dermaga, pembersihan jalan dan sawah, bantuan boat serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Keberadaan mereka di sana sudah sejak setahun pacatsunami," ujarnya. (fit)
source

komentar

Posting Komentar